Untuk Para Pengabdi
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 )
Kesetiaan masih ada
Setidaknya menjadi cita cita
Itu sebabnya aku disini
Menemanimu
Siang malam kuberjaga
Di relung hatimu di dalam benakmu
Di setiap langkahmu
Mudah mudahan begitu
Silahkan engkau tertawa
Sepuas hatimu
Ku takkan pernah berpaling
Karena hinaan itu
Bahagia rasanya
Lihat engkau bahagia
Berduka rasanya
Kalau engkau berduka
Untuk pengabdi lagu para pengabdi
Di puncak gunung di tengah tengah samudera
Di dalam rimba di kebingungan desa dan kota
Untuk pengabdi lagu para pengabdi
Di puncak gunung di tengah tengah samudera
Di dalam rimba di kebingungan desa dan kota
Kan ku temani kau
Kan ku temani kau
Kupu Kupu Hitam Putih
Posted by
OI Belum Ada Judul
at
7:48 AM
Kupu Kupu Hitam Putih
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 & In Collaboration 2003 )
Menunggu matahari terbit
Di musim hujan
Mendung menjadi teman
Ada juga keindahannya
Butir embun yang ada didaun
Bagai intan berlian
Lebih riang ia berkilauan
Karena matahari tertutup awan
Suara burung burung didahan
Nyanyian alam
Bekerja ia mencari makan
Ada juga yang membuat sarang
Iri aku menyaksikan itu
Tapi kutekan aku harus bersyukur
Berguru pada kenyataan
Pada makhluk Tuhan yang katanya tak berakal
Mendung datang lagi
Setelah hangat sebentar
Butir embun hilang
Aku jadi termenung
Mencari pegangan
Mencoba untuk bersandar
Langit makin hitam
Aku jadi berharap pada hujan
Kupu kupu hitam putih
Terbang di sekitarku
Melihat ia menari
Hatiku terpatri
Sepasang merpati
Bercumbu dibalik awan
Kemudian ia turun menukik
Sujud syukur padanya
Iwan Fals ( Album Suara Hati 2002 & In Collaboration 2003 )
Menunggu matahari terbit
Di musim hujan
Mendung menjadi teman
Ada juga keindahannya
Butir embun yang ada didaun
Bagai intan berlian
Lebih riang ia berkilauan
Karena matahari tertutup awan
Suara burung burung didahan
Nyanyian alam
Bekerja ia mencari makan
Ada juga yang membuat sarang
Iri aku menyaksikan itu
Tapi kutekan aku harus bersyukur
Berguru pada kenyataan
Pada makhluk Tuhan yang katanya tak berakal
Mendung datang lagi
Setelah hangat sebentar
Butir embun hilang
Aku jadi termenung
Mencari pegangan
Mencoba untuk bersandar
Langit makin hitam
Aku jadi berharap pada hujan
Kupu kupu hitam putih
Terbang di sekitarku
Melihat ia menari
Hatiku terpatri
Sepasang merpati
Bercumbu dibalik awan
Kemudian ia turun menukik
Sujud syukur padanya
Lagu Enam
Posted by
OI Belum Ada Judul
at
7:47 AM
Lagu Enam
Iwan Fals/Fajar Budiman ( Album Hijau 1992 )
Kemana perginya mainanku ?
Mobil mobilan dari kulit jeruk
Kuda kudaan dari pelepah pisang
Entah kemana perginya
Sekarang sulit membedakan
Mana mainan mana sungguhan
Semua mahal
Semua harus dibeli di toko toko penggoda hati
Minta ampun harga mainan kini
Ada yang seharga gaji menteri
Terbuat dari plastik maupun besi
Hanya untuk gengsi anak bayi
Tak ada lagi bocah berkreasi
Semua sudah tersedia
Mereka menjadi cengeng dan manja
Kejernihan otaknya pun sirna
Mana mainanku yang dulu ?
Aku ingin melihat bentuknya
Aku ingin mengingat nama namanya
Yang pernah akrab dengan kehidupan ini
Iwan Fals/Fajar Budiman ( Album Hijau 1992 )
Kemana perginya mainanku ?
Mobil mobilan dari kulit jeruk
Kuda kudaan dari pelepah pisang
Entah kemana perginya
Sekarang sulit membedakan
Mana mainan mana sungguhan
Semua mahal
Semua harus dibeli di toko toko penggoda hati
Minta ampun harga mainan kini
Ada yang seharga gaji menteri
Terbuat dari plastik maupun besi
Hanya untuk gengsi anak bayi
Tak ada lagi bocah berkreasi
Semua sudah tersedia
Mereka menjadi cengeng dan manja
Kejernihan otaknya pun sirna
Mana mainanku yang dulu ?
Aku ingin melihat bentuknya
Aku ingin mengingat nama namanya
Yang pernah akrab dengan kehidupan ini
Lagu Lima
Posted by
OI Belum Ada Judul
at
7:46 AM
Lagu Lima
Iwan Fals ( Album Hijau 1992 )
Anjing hitam kepala dan kakinya kuning
Sendiri tertidur
Luka luka di punggungnya
Melebam menunggu lalat
Anjing hitam kepala dan kakinya kuning
Kawini ibunya dan beranak lagi
Seperti sebagian manusia
Seperti sebagian manusia
Anjing hitam anaknya hitam
Menunggu seperti kita
Lukanya yang melebam
Memberi kesaksian bagi kehidupan
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
Anjingku menggonggong
Protes pada situasi
Hatiku melolong
Protes pada kamu
Anjingku menggonggong
Protes pada situasi
Hatiku melolong
Protes pada kamu
Anjingku menggonggong
Hatiku melolong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Iwan Fals ( Album Hijau 1992 )
Anjing hitam kepala dan kakinya kuning
Sendiri tertidur
Luka luka di punggungnya
Melebam menunggu lalat
Anjing hitam kepala dan kakinya kuning
Kawini ibunya dan beranak lagi
Seperti sebagian manusia
Seperti sebagian manusia
Anjing hitam anaknya hitam
Menunggu seperti kita
Lukanya yang melebam
Memberi kesaksian bagi kehidupan
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
Anjingku menggonggong
Protes pada situasi
Hatiku melolong
Protes pada kamu
Anjingku menggonggong
Protes pada situasi
Hatiku melolong
Protes pada kamu
Anjingku menggonggong
Hatiku melolong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Anjingku menggonggong
Lagu Empat
Posted by
OI Belum Ada Judul
at
7:45 AM
Lagu Empat
Iwan Fals/Fajar Budiman ( Album Hijau 1992 )
Kenapa banyak orang ingin menang ?
Apakah itu hasil akhir kehidupan ?
Kenapa kekalahan menjadi aib ?
Apakah itu kesalahan manusia ?
Demi kemenangan rela membunuh
Demi kemenangan rela memperkosa
Apa saja akan kamu tempuh
Agar kemenangan dapat diraihnya
Kenapa kebenaran tak lagi dicari ?
Sudah tak pentingkah bagi manusia ?
Apakah kebenaran tinggal kata kata ?
Dari bibir pemenang pemenang semu
Aku menjadi lelah dan sangsi
Terhadap kemenangan kemenangan itu
Biarlah aku kalah asal tak memperkosa
Biar saja aku tak menang
Asalkan tak menginjak nuraninya
Aku tidak ingin menang
Aku hanya ingin benar
Walau harus menggali sukma bumi
Merenangi gelombang samudera
Aku tidak ingin menang
Aku hanya ingin benar
Walau harus menggali sukma bumi
Merenangi gelombang samudera
Iwan Fals/Fajar Budiman ( Album Hijau 1992 )
Kenapa banyak orang ingin menang ?
Apakah itu hasil akhir kehidupan ?
Kenapa kekalahan menjadi aib ?
Apakah itu kesalahan manusia ?
Demi kemenangan rela membunuh
Demi kemenangan rela memperkosa
Apa saja akan kamu tempuh
Agar kemenangan dapat diraihnya
Kenapa kebenaran tak lagi dicari ?
Sudah tak pentingkah bagi manusia ?
Apakah kebenaran tinggal kata kata ?
Dari bibir pemenang pemenang semu
Aku menjadi lelah dan sangsi
Terhadap kemenangan kemenangan itu
Biarlah aku kalah asal tak memperkosa
Biar saja aku tak menang
Asalkan tak menginjak nuraninya
Aku tidak ingin menang
Aku hanya ingin benar
Walau harus menggali sukma bumi
Merenangi gelombang samudera
Aku tidak ingin menang
Aku hanya ingin benar
Walau harus menggali sukma bumi
Merenangi gelombang samudera
Nasib Nyamuk
Posted by
OI Belum Ada Judul
at
11:16 AM
Nasib Nyamuk
Iwan Fals & Sawung Jabo (Album Anak Wayang 1994)
Aku bukan seperti nyamuk
Yang menghisap darahmu
Aku manusia yang berbuat
Sesuai aturan dan keinginan
Kadang kadang aku melanggar
Kadang kadang aku seperti nyamuk
Tetapi aku bukan nyamuk
Aku punya akal budi nyamuk tidak
Nyamuk nyamuk berputar putar
Di atas kepalaku
Suaranya berdengung mendengung
Seperti suara ribuan helikopter
Seperti suara mesin perang
Yang membantai Vietnam
Yang membantai timur tengah
Yang mengganyang Timor Timur
Yang membantai Kamboja
Yang membantai Bosnia
Mula mula
Aku bisa mengerti
Lama lama
Aku ingin nyamuk nyamuk yang mengerti
Mataku terganggu
Hidungku terganggu
Tangan dan kakiku terganggu
Kemaluanku terganggu
Kehidupanku terganggu
Jasmani dan rohaniku terganggu
Kehidupanku terganggu
Jasmani dan rohaniku terganggu
Iwan Fals & Sawung Jabo (Album Anak Wayang 1994)
Aku bukan seperti nyamuk
Yang menghisap darahmu
Aku manusia yang berbuat
Sesuai aturan dan keinginan
Kadang kadang aku melanggar
Kadang kadang aku seperti nyamuk
Tetapi aku bukan nyamuk
Aku punya akal budi nyamuk tidak
Nyamuk nyamuk berputar putar
Di atas kepalaku
Suaranya berdengung mendengung
Seperti suara ribuan helikopter
Seperti suara mesin perang
Yang membantai Vietnam
Yang membantai timur tengah
Yang mengganyang Timor Timur
Yang membantai Kamboja
Yang membantai Bosnia
Mula mula
Aku bisa mengerti
Lama lama
Aku ingin nyamuk nyamuk yang mengerti
Mataku terganggu
Hidungku terganggu
Tangan dan kakiku terganggu
Kemaluanku terganggu
Kehidupanku terganggu
Jasmani dan rohaniku terganggu
Kehidupanku terganggu
Jasmani dan rohaniku terganggu
Lagu Tiga
Posted by
OI Belum Ada Judul
at
8:19 AM
Lagu Tiga
Iwan Fals ( Album Hijau 1992 )
Aku tunggu kamu di tempat ini
Di puncak bukit yang sepi dan dingin
Aku percaya kamu pasti sampai
Rasa dan akal sehatku mengatakan itu
Saudaraku
Singkatnya hari yang kita punya
Begitu banyak memberi makna
Sudah saatnya aku kembali
Sudah waktunya kamu mulai
Saudaraku
Disini
Aku sendiri
Datanglah
Bukit yang sepi
Bukit yang dingin
Tak kan membuatmu tersiksa
Saudaraku
Aku percaya
Kita harus mulai bekerja
Persoalan begitu menantang
Satu niat satulah darah kita
Kamu adalah kamu
Aku adalah aku
Kita harus mulai bekerja
Persoalan begitu menantang
Satu niat satulah darah kita
Kamu adalah kamu
Aku adalah aku
Iwan Fals ( Album Hijau 1992 )
Aku tunggu kamu di tempat ini
Di puncak bukit yang sepi dan dingin
Aku percaya kamu pasti sampai
Rasa dan akal sehatku mengatakan itu
Saudaraku
Singkatnya hari yang kita punya
Begitu banyak memberi makna
Sudah saatnya aku kembali
Sudah waktunya kamu mulai
Saudaraku
Disini
Aku sendiri
Datanglah
Bukit yang sepi
Bukit yang dingin
Tak kan membuatmu tersiksa
Saudaraku
Aku percaya
Kita harus mulai bekerja
Persoalan begitu menantang
Satu niat satulah darah kita
Kamu adalah kamu
Aku adalah aku
Kita harus mulai bekerja
Persoalan begitu menantang
Satu niat satulah darah kita
Kamu adalah kamu
Aku adalah aku
Mata Indah Bola Ping Pong
Posted by
OI Belum Ada Judul
at
8:17 AM
Mata Indah Bola Ping Pong
Iwan Fals ( Album Wakil Rakyat 1987 )
Pria mana yang tak suka
Senyummu juwita
Kalau ada yang tak suka
Mungkin sedang goblok
Engkau baik
Engkau cantik
Kau wanita
Aku cinta
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Hidungmu yang aduhai
Engkau baik
Engkau cantik
Kau wanita
Aku puja
Jangan marah kalau kugoda
Sebab pantas kau digoda
Salah sendiri kau manis
Punya wajah teramat manis
Wajar saja kalau kuganggu
Sampai kapan pun kurindu
Lepaskan tawamu nona
Agar tak murung dunia
Engkau baik
Engkau cantik
Kau wanita
Aku cinta
Aku puja
Kau betina
Bukan gombal
Aku yang gila
Jangan marah kalau kugoda
Sebab pantas kau digoda
Salah sendiri kau manis
Punya wajah teramat manis
Wajar saja kalau kuganggu
Biar mampus aku rindu
Lepaskan tawamu nona
Agar tak murung dunia
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Hidungmu yang aduhai
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Bibirmu yang aduhai
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Pipimu yang aduhai
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Jidatmu yang aduhai
Iwan Fals ( Album Wakil Rakyat 1987 )
Pria mana yang tak suka
Senyummu juwita
Kalau ada yang tak suka
Mungkin sedang goblok
Engkau baik
Engkau cantik
Kau wanita
Aku cinta
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Hidungmu yang aduhai
Engkau baik
Engkau cantik
Kau wanita
Aku puja
Jangan marah kalau kugoda
Sebab pantas kau digoda
Salah sendiri kau manis
Punya wajah teramat manis
Wajar saja kalau kuganggu
Sampai kapan pun kurindu
Lepaskan tawamu nona
Agar tak murung dunia
Engkau baik
Engkau cantik
Kau wanita
Aku cinta
Aku puja
Kau betina
Bukan gombal
Aku yang gila
Jangan marah kalau kugoda
Sebab pantas kau digoda
Salah sendiri kau manis
Punya wajah teramat manis
Wajar saja kalau kuganggu
Biar mampus aku rindu
Lepaskan tawamu nona
Agar tak murung dunia
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Hidungmu yang aduhai
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Bibirmu yang aduhai
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Pipimu yang aduhai
Mata indah bola ping pong
Masihkah kau kosong
Bolehkah aku membelai
Jidatmu yang aduhai
Subscribe to:
Posts (Atom)